Chapter Nine.
Page 254 of 365.
Untuk Si Baju Biru.
Kepada Si Baju Biru,
di kelas baru.
Lampiran: kepingan hati, separuh napas, dan segenggam ketulusan.
Kepada Si Baju Biru,
Bersamaan dengan surat ini, saya selaku penghuni kelas baru di kelasmu, menyatakan ketertarikan yang aneh kepada dirimu.
Bukan, bukan perasaan yang diawali dengan huruf C itu. Terlalu dini bagi kita untuk mengucapkan itu. Namun, yang pasti, kamu telah sukses membuat labil hati saya.
Setiap saya masuk ke kelas, mata saya selalu terpaku kepada kamu dan saya akan memilih untuk duduk di tempat yang memungkinkan saya untuk terus memandangimu tanpa takut ketahuan.
Setiap ada tugas berkelompok di kelas, saya selalu mengucap doa dalam hati agar sang takdir mempertemukan kita bersama.
Setiap ada lelucon terucap dalam kelas, saya selalu melirik ke arahmu karena melihatmu tertawa adalah kebahagiaan terbesar saya hari itu.
Setiap kamu datang ke kelas dengan baju berwarna biru, saya selalu khawatir. Khawatir melihatmu begitu mempesona dan membuat penghuni kelas lainnya memperhatikanmu.
Setiap kelas berakhir, saya selalu melihatmu pergi dengan terburu - buru. Sedikit takut bahwa kamu pulang bersama orang yang kau selalu telepon tiap istirahat itu.
Nah, maksud saya menulis surat ini hanyalah mengungkapkan apa yang saya rasakan.
Bukan surat permintaan yang memaksa anda untuk menyukai saya kembali.
Saya hanya ingin anda tahu bahwa anda selalu membuat malam - malam saya lebih berwarna.
Terima kasih,
Si Baju Abu - Abu.
No comments:
Post a Comment