Tuesday, September 24, 2013

Another Story About The Blue Shirt, Again

Chapter Nine.

Page 267 of 365.

Another Story About The Blue Shirt, Again.


I don't know why i want to write about this person almost everyday.

I'm trying to figure out the answer and find it, finally:

The Blue Shirt makes me happy and i want you to feel this kind of happiness.


Yesterday,

we were sitting close.

We've been sitting next to each other so it's not the closest we've ever been.

But yesterday was different.

It was the best view for me to look at you.

I always feel the funny feeling whenever i look at you.

A feeling of longing, loving, and pure joy.


And then, we started to steal glances last night.

If that was a dream, that was the sweetest dream i ever had.

It's not an ordinary night where i'm hopelessly-staring-at-you.

We finally stole glances.

Happiness.


I always knew that you're funny.

And when you made the whole class laughed yesterday because of your silly joke..

It's cute.

Uber cute.

You just give me another reason to fall for you deeper.


And when i think you couldn't impress me more,

you proved me wrong.

That moment when you didn't laugh at the teacher's inappropriate joke and you frowned because you didn't think it's something to be laughed on..

I'm amazed.

I'm impressed.

I feel like i have the right person to give the privilege for breaking my heart.

"Yes, it would be a privilege to have my heart broken by you."


See you tonight.

Thursday, September 19, 2013

Anomali Baju Biru

Chapter Nine.

Page 262 of 365.

Anomali Baju Biru.


Halo, Baju Biru.

Terima kasih karena sampai hari ini kamu selalu memakai baju biru ke kelas.
Though i believe you always look great with whatever you're wearing, i love you in blue.


Kemarin, saya senang.

Karena untuk pertama kalinya kita duduk bersebelahan, hanya dipisahkan oleh jarak sejauh beberapa puluh sentimeter.


The moment you were walking to the class yesterday, smiling, and chose to sit right next to me is the moment that i knew i have completely fallen for you.


Rasanya senang karena saya bisa lebih sering melirik ke arah anda.

Rasanya bahagia karena entah apa alasannya, anda memilih duduk di hampir sebelah saya.

Rasanya sedih juga karena saya tau ini hanya ada di pikiran saya.


Lalu, momen yang menyakitkan itu pun dimulai.

Saat anda membuka dompet anda dan saya melihat foto - foto yang ada di dompet anda.

Ya, rasanya sakit.


Semakin hari, saya terdengar semakin bodoh, ya?

Kenapa anda harus sebegitu berartinya bagi saya?

Kenapa saya harus sakit hati setiap saya menyadari kenyataan?

Kenapa?


Semoga semua pertanyaan saya cepat terjawab.


Terima kasih, sekali lagi, karena membuat saya tersenyum satu malam lagi.


Si Baju Abu Abu.

Monday, September 16, 2013

Kejutan Si Baju Biru

Chapter Nine.

Page 259 of 365.

Kejutan Si Baju Biru.


Halo, Baju Biru.

Hari ini anda berhasil membuat saya sebal dengan anda.

Ini dikarenakan akumulasi dari labil di kudeta hati ini. Biar saya jabarkan lebih lanjut lagi.

Pertama, saya tau ini bukan sepenuhnya salah anda, saya menemukan fakta bahwa anda telah ada yang punya. Dan sayangnya, saya selalu menghormati hubungan orang lain.
Itu yang membuat saya sebal.
Kepada anda.
Kepada orang yang memiliki anda.
Kepada diri saya sendiri.
Kepada waktu yang tidak tepat.

Anda harus tahu bagaimana sakitnya mengetahui fakta ini buat saya. Bayangkan anda ditabrak mobil pemadam kebakaran dan kalikan rasa sakit itu 1000 kali lipat. Itu baru seperseratus rasa sakit yang saya alami. Saya kaget mengapa saya masih bisa hidup.

Kedua, hari ini anda telat datang ke kelas. Anda datang 15 menit sebelum kelas selesai. Sepanjang kelas, saya takut. Saya takut tidak melihat anda hari itu. Saya takut anda mungkin sakit. Saya lebih takut dengan fakta mungkin anda sedang pergi bersama dengan dia.

Lalu, 15 menit sebelum kelas selesai, berdirilah makhluk Tuhan yang hampir sempurna di depan kelas. Dengan napas terputus - putus. Dengan senyummu yang memukau seperti biasa, anda dengan tenangnya menyalahkan macet Jakarta untuk alasan keterlambatan anda.

Ketiga, anda tidak menganggap saya hari ini. Mungkin karena anda masih belum menyadari eksistensi hidup saya di hidup anda. Tapi saya merasa tambah sakit hari ini karena anda menyapa orang di sebelah saya dan bukannya saya.

Kenapa?

Apakah anda tidak tahu ada orang yang peduli dengan anda disini?

Kali ini, anda kelewatan dan saya marah.

Ya, saya marah.

Saya marah karena anda membuat saya khawatir.

Saya marah karena saya memikirkan anda padahal saya bukanlah siapa - siapa.

Saya marah karena anda tidak menganggap saya ada.

Saya marah karena anda tidak mengetahui perasaan saya.

Saya marah karena saya peduli terhadap anda.

Saya marah karena walaupun anda membuat saya kesal hari ini, saya tetap menyukai anda.

Saya marah karena perasaan ini.


Sekian surat dari saya kali ini.

Semoga anda cepat putus lalu menyadari kehadiran saya dan kita bisa hidup bahagia berdua dengan latar belakang matahari tenggelam.


Salam,
Si Baju Abu - Abu.

Friday, September 13, 2013

Temptation From The Blue Shirt

Chapter Nine.

Page 256 of 365.

Temptation From The Blue Shirt


Stop tempting me.

Stop teasing me.

Stop making me fall deeper in love with you.

Stop giving me that smile,
a smile that can light up the rest of my nights,
a smile that gives me thousands reasons to smile back at you.

Stop giving me that gaze,
a gaze that makes my heart beats faster,
a gaze that makes me blush out of nowhere.

Stop giving me that laughter,
a laughter that defines a sincere happiness,
a laughter that tells me that heaven-on-earth is not a myth.

Stop giving me that scent,
a scent of happily ever after,
a scent of the perfect one for me.

Stop giving me that feeling,
a feeling of love,
a feeling of wondering and get lost in your story.

Stop giving me that hope,
a hope that i can get to know you closer,
a hope that you understand what you mean to me.

Stop tempting me.

Stop teasing me.

Stop making me fall deeper in love with you.


...


But, actually..

No, please don't stop.

Wednesday, September 11, 2013

Untuk Si Baju Biru

Chapter Nine.

Page 254 of 365.

Untuk Si Baju Biru.


Kepada Si Baju Biru,

di kelas baru.


Lampiran: kepingan hati, separuh napas, dan segenggam ketulusan.


Kepada Si Baju Biru,


Bersamaan dengan surat ini, saya selaku penghuni kelas baru di kelasmu, menyatakan ketertarikan yang aneh kepada dirimu.

Bukan, bukan perasaan yang diawali dengan huruf C itu. Terlalu dini bagi kita untuk mengucapkan itu. Namun, yang pasti, kamu telah sukses membuat labil hati saya.

Setiap saya masuk ke kelas, mata saya selalu terpaku kepada kamu dan saya akan memilih untuk duduk di tempat yang memungkinkan saya untuk terus memandangimu tanpa takut ketahuan.

Setiap ada tugas berkelompok di kelas, saya selalu mengucap doa dalam hati agar sang takdir mempertemukan kita bersama.

Setiap ada lelucon terucap dalam kelas, saya selalu melirik ke arahmu karena melihatmu tertawa adalah kebahagiaan terbesar saya hari itu.

Setiap kamu datang ke kelas dengan baju berwarna biru, saya selalu khawatir. Khawatir melihatmu begitu mempesona dan membuat penghuni kelas lainnya memperhatikanmu.

Setiap kelas berakhir, saya selalu melihatmu pergi dengan terburu - buru. Sedikit takut bahwa kamu pulang bersama orang yang kau selalu telepon tiap istirahat itu.

Nah, maksud saya menulis surat ini hanyalah mengungkapkan apa yang saya rasakan.

Bukan surat permintaan yang memaksa anda untuk menyukai saya kembali.

Saya hanya ingin anda tahu bahwa anda selalu membuat malam - malam saya lebih berwarna.


Terima kasih,

Si Baju Abu - Abu.


Thursday, September 5, 2013

Si Baju Biru

Chapter Nine.

Page 248 of 365.

Si Baju Biru.


Aku tidak pernah percaya tentang cinta pada pandangan pertama.
Sampai aku bertemu denganmu,
si baju biru yang tersenyum manis dari pojok kelas.

Aku tidak pernah percaya tentang cinta pada pandangan pertama.
Sampai aku melihat senyummu,
si baju biru yang misterius di kelas baru.

Aku tidak pernah percaya tentang cinta pada pandangan pertama.
Sampai aku mendengar tawamu,
si baju biru yang menyita perhatianku sejak awal kisah kita.

Aku tidak pernah percaya tentang cinta pada pandangan pertama.
Sampai aku duduk di sebelahmu,
si baju biru yang ramah kepada semua orang.

Aku tidak pernah percaya tentang cinta pada pandangan pertama.
Sampai aku melamunkanmu,
si baju biru dengan lesung pipi yang dalam.

Aku tidak pernah mau mencinta.
Sampai aku dipaksa,
Oleh si baju biru di pojok kelas.

Sunday, September 1, 2013

On Breaking Through Hard Times

Chapter Nine.

Page 244 of 365.

On Breaking Through Hard Times.


It’s a good thing to quietly hope, quietly hope for help from God.
It’s a good thing when you’re young to stick it out through the hard times.

When life is heavy and hard to take,
go off by yourself. Enter the silence.

Bow in prayer. Don’t ask questions:
Wait for hope to appear.

Don’t run from trouble. Take it full-face.
The “worst” is never the worst.

Why? Because the Master won’t ever walk out and fail to return.

If He works severely, He also works tenderly.
His stockpiles of loyal love are immense.

He takes no pleasure in making life hard,
in throwing roadblocks in the way.

-Lamentations 3: 27 - 33 (The Message).

Hard times.

They say, hard times make you stronger.

All i know is, hard times make me weary.
And bored.

Yes, the amount of hard times in my life is too damn high,
i even get bored with problems.

It's like my pheromone attracts problems instead of Jessica Jung of SNSD.

When i was a kid, i thought that being a 'grown-up Christian' is being free from problems, living happily ever after, and so on.
It's wrong.

Being a grown-up Christian means you're being responsible.
It means you're being hopeful.
It means you're relying on God.
It means total surrender to Him.
It means having more and bigger problems.

This passage on Lamentations bitch-slaps me.

Being hopeful is a good thing.
Going through hard times when you're young is a good thing.

I can hear you automatically responded, "Yeah, right. Suffering is a good thing."

I don't want to explain you why dealing with problems is good for us.
One thing i know: comfort is not the sign of growth.
Our first day of gym is not a beautiful memory but still we come for the second, third, and so on.
Why?
Because we focus on the result, and not the temporary pain.

Why don't we try to see problems the same way?

This passage even gives us practical things to do when you're going through a hard time:
1. Bow in prayer.
2. Don't ask questions - Yes, this is include the Why-do-i-have-to-go-through-this-and-my-friends-don't.
3. Wait for hope to appear. - Being actively waiting for hope, that means you don't procrastinate and waiting for miracles.
4. Don't run from trouble, take it full face.

Why?

Because our God is not a God of failure.

He is The God of victory.

He takes no delight in people's problems.

He has no pleasure in making life hard.

That's what we often miss.

We often say, "This trouble is from God. It's for my own good. I have to endure it."

NO!

I don't believe God sends us troubles to make us stronger.

Our problems are from our own mistake.
It's the fruit of sin.
And we have to be responsible of them.

And the good news is,
you never left alone.

You have God!
And that's more than enough.

(This note comes from 21 year old guy who is going through his hard times at the moment. Not with the love stuff, but with the real life stuff: family, finance, study, job, faith, and forgiveness. If he can still be hopeful, why can't you?)

I'll leave you here with one of my favorites' quote about hope:

You will live secure and full of hope; God will protect you and give you rest. -Job 11:18 (GNT).