Chapter Six.
Page 175 of 365.
Tangisan Sunyi.
Tik.
Tik.
Tik.
Suara air jatuh dari atas atap.
Sisa - sisa keriaan tarian hujan.
Sepi.
Sendiri.
Ada laba - laba menyulam kebahagiaannya di pojok.
Membuat ilusi indah untuk menjebak mangsanya.
Bayangan santap malam yang lezat hari ini sudah di depan matanya.
Namun ia masih sendiri.
Merajut mimpi indahnya di pojok itu.
Sementara berlarian di bawah, semut - semut yang bergotong royong.
Membawa ini, menggotong itu.
Asal bergerak sang ratu pun senang.
Riuh rendah perintah berkumandang.
Ayo, kerja, ayo.
Tik.
Tik.
Tik.
Tetesan ini bukan air lagi.
Kali ini lebih kental dan lebih pekat.
Sang laba - laba melirik ke arah sana dan melihat raksasa berdiri sendiri.
Sama sepertinya.
Namun, bedanya sang laba - laba masih mempunyai harapan sedangkan raksasa itu tidak.
No comments:
Post a Comment